Posted by : andry natanel

mahasiswafarmasibicara antiseptik
antiseptic




PENGERTIAN ANTISEPTIK
Antiseptik berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari 2 kata dasar yaitu "Anti" (melawan ) dan "Septikos" ( penyebab kebusukan ), yang berarti zat antimikroba yang dapat dipakai oleh jaringan hidup untuk mengurangi kemungkinan infeksi dan penyebab pembusukan. Zat ini dapat menghancurkan mikroorganisme yang bermuatan kuman penyakit tanpa membayahakan jaringan tubuh. Praktek penggunaan antiseptik dalam perawatan dan pengobatan luka dipelopori oleh ahli bedah daru Inggris Joseph Lister pada tahun (1865). Kemudian pada tahun (1929), Hullbassed manufacturer, Albert Reckitt dari Reckitt dan Sons Ltd., bersama dengan W.C Reynolds mengembangkan sebuah antiseptik desinfektan 
      Antiseptik atau antimikroba (istilah yang digunakan secara bergantian) adalah bahan kimia yang diberikan pada kulit atau jaringan hidup lain untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme (baik sementara maupun menetap) sehingga mengurangi jumlah bakteri. Contohnya termasuk alkohol (etil dan isopropil), larutan povidon iodine, iodophors, klorheksidin dan triclosan.
.
      Proses mengurangi jumlah mikroorganisme pada kulit, mukosa membran atau jaringan tubuh lainnya dengan menggunakan agen antimikroba (antiseptik) utama yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi luka yaitu antibiotik sistemik dan antiseptik topikal/antibiotik. Akumulasi yang cukup lama dalam jaringan lunak 
merupakan keterbatasan utama antibiotik sistemik. Lebih jauh lagi, antibiotik juga meningkatkan resistensi bakteri dan kolonisasi dengan demikian, pemberian antibiotik sistemik menjadi kontroversial (WHO, 2009). 

    Beberapa karakteristik antiseptik yang ideal adalah membunuh mikroorganisme dalam rentang yang luas, tetap efektif terhadap berbagai macam pengenceran, non toksik terhadap jaringan tubuh manusia, tidak mudah menimbulkan reaksi sensivitas baik local maupun sistemik, berreaksi secara cepat, bekarja secara efisien meski terhadap bahan-bahan organik (misalnya pus, darah atau sabun), tidak mahal dan awet 

     Pada dasarnya antiseptik dengan desinfektan memiliki persamaan jenis bahan kimia yang digunakan tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena terdapat batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras
                                  

              Jenis dan Kegunaan Antiseptik

Ada beberapa zat antiseptik yang digunakan untuk persiapan preoperatif pada tempat sayatan di kulit. Zat yang digunakan secara umum untuk antisepsis kulit pra operasi adalah iodophors (misalnya povidone-iodine), alkohol, dan chlorhexidine. Walaupun kulit tidak dapat disterilkan, memberikan cairan antiseptik dapat meminimalkan jumlah mikroorganisme di sekitar luka bedah yang dapat mengkontaminasi dan menyebabkan infeksi 
Antiseptik ideal harus memiliki sifat sebagai berikut: (1) Harus memiliki spektrum yang luas dari aktivitas, (2) Harus dapat menghancurkan mikroba dalam jangka praktis waktu, (3) Harus aktif dalam kehadiran materi organik, (4) Harus melakukan kontak yang efektif dan menjadi dibasahi, (5) Harus aktif dalam pH apapun, (6) Harus stabil, (7) Harus memiliki kehidupan rak panjang, (8) Harus cepat, (9) Harus memiliki daya tembus yang tinggi, (10) Harus tidak beracun, non-alergi, non-iritasi atau non-korosif, (11) Sebaiknya tidak memiliki bau buruk, (12) Sebaiknya tidak meninggalkan residu non-volatile atau noda dan (13) Sebaiknya tidak menjadi mahal dan harus tersedia dengan mudah.


                  Mekanisme Kerja Antiseptik
mahasiswa farmasi bicara, farmasi
Secara umum, mekanisme kerja antimikroba dapat dibagi menjadi lima cara, yaitu :
1.                Merusak dinding sel
Bekteri memiliki suatu lapisan luar yang kaku yang disebut dinding sel. Dinding sel ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan menahan dinding sel tersusun atas lapisan  peptidogligan yang merupakan polimer kompleks terdiri dari asam N-asetil dan N-asetilmuramat yang tersusun bergantian, setiap asam N-asetilmumarat dikaitkan dengan tetrapeptida yang terdiri dari empat asam amino, keberadaan lapisan peptidogligan ini menyebabkan dinding sel bersifat kaku dan kuat sehingga mampu menahan tekanan osmotik dalam sel yang kaku.
Keruskan dinding sel dapat terjadi dengan cara menghambat pembentukannya, yaitu penghambatan pada sintesis dinding sel  (sintesis peptidogligan) yaitu dengan menghalangi langkah  enzimatik dalam sintesis peptidoglikan. Kerusakan pada dinding  sel secara parlahan dapat mengarah pada kematian sel.
2.                Kerusakan Sitoplasma
Sitoplasma adalah fase cair dalam sel yang mengandung  berbagai macam konstituen berupa organel sel antara lain mitikondria, ribosom dan lain-lain. Zat-zat yang terlarut dalam sitoplasma antara lain protein, RNA metabolit digunakan  oleh  sel  (misal  glukosa)  elektrolit  dan  beberapa  sisa  dari  hasil kegiatan sel (Jeffrey, 2011).
Semua sel hidup dibatasi oleh selaput sitoplasma, yang bekerja sebagai penghalang dengan permeabilitas selektif. Bila integritas fungsi dari selaput sitoplasma terganggu, maka  makromolekul dan ion akan lolos dari sel dan terjadilah kerusakan atau kematian sel.
3           Mengubah permeabilitas membran sel
Permeabilitas membran sel sangat penting dalam mengatur  materi-materi yang keluar masuk sel sehingga sel dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Setiap sel harus memasukkan materi yang diperlukan dan membuang sisa metabolisme. Permeabilitas membran dipengaruhi oleh komponen kimia dan keenceran membran .
Membran plasma adalah struktur yang semipermeabel yang mengendalikan pengangkutan substansi metabolik kedalam dan  keluar sel. Kerusakan membran ini akan mencegah berlangsungnya sejumlah biosintesis yang didalam membran sel memungkinkan  ion organik yang penting, koenzim dan asam amino merembes keluar sel dan mengakibatkan sel akan mati.  Antimikroba akan  merusak lapisan-lapsan membran. Komponen penyusun membran sel seperti protein dan lemak sangat rentan terhadap agen-agen yang menurunkan tegangan permukaan.
4.                 Menghambat kerja enzim
Enzim dan protein yang terdapat di dalam sel membantu kelangsungan metabolisme sel. Aktifitas kerja enzim dapat dihambat oleh zat-zat kimia melalui berbagai cara. Zat kimia dapat  mengaktifkan, mempengaruhi pembentukan bahkan  mendenaturasi  (merusak) enzim. Dalam proses metabolisme terdapat zat-zat kimia yang dapat reaksi biokimia misalnya logam-logam berat, seperti tembaga, perak, air raksa yang akan mengikat gugus enzim sehingga terhambatnya metabolisme sel yang akan menyebabkan kematian.
5.                Menghambat sintesis asam nukleat dan protein
Kelangsungan hidup sel sangat tergantung pada terpeliharanya molekul-molekul protein dan asam nukleat.  Hal  ini berarti bahwa gangguan apapun  yang  terjadi  pada  pembentukan  atau  fungsi  zat-zat  tersebut  dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel.

    KEY :antiseptik adalah,antiseptic adalah,antiseptikum adalah, antiseptik lengkap, pdf antiseptik, antiseptic pdf, doc antiseptik, jenis antiseptik, jenis antiseptik adalah, manfaat antiseptik, manfaat antiseptik adalah, kerja antiseptik, kerja antiseptik adalah, mekanisme antiseptik, mekanisme antiseptik adalah, mekanisme kerja antiseptik, mekanisme kerja antiseptik adalah, sifat antiseptik, sifat antiseptik adalah, syarat antiseptik, syarat antiseptik adalah, sarat asntiseptik, sarat antiseptik adalah, PENGERTIAN, JENIS, MANFAAT, DAN CARA KERJA ANTISEPTIK



{ 3 comments... read them below or Comment }

  1. Terima kasih siswafarmasibicara.blogspot.co.id
    Artikel anda cukup membantu.

    ReplyDelete
  2. artikel anda sangat membatu, terimakasih yaa

    ReplyDelete

TERBARU :

BACA JUGA :

copyright2014/ Andry Natanel Tony. Powered by Blogger.

- Copyright © Mahasiswa Farmasi Bicara -Metrominimalist- Modified by ADMIN -