PENGERTIAN ANTISEPTIK
Antiseptik berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari 2
kata dasar yaitu "Anti" (melawan ) dan "Septikos" (
penyebab kebusukan ), yang berarti zat antimikroba yang dapat dipakai oleh
jaringan hidup untuk mengurangi kemungkinan infeksi dan penyebab pembusukan. Zat
ini dapat menghancurkan mikroorganisme yang bermuatan kuman penyakit tanpa
membayahakan jaringan tubuh. Praktek penggunaan antiseptik dalam perawatan dan
pengobatan luka dipelopori oleh ahli bedah daru Inggris Joseph Lister pada
tahun (1865). Kemudian pada tahun (1929), Hullbassed manufacturer, Albert
Reckitt dari Reckitt dan Sons Ltd., bersama dengan W.C Reynolds mengembangkan
sebuah antiseptik desinfektan
Antiseptik atau antimikroba (istilah yang digunakan secara bergantian) adalah bahan kimia yang diberikan pada kulit atau jaringan hidup lain untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme (baik sementara maupun menetap) sehingga mengurangi jumlah bakteri. Contohnya termasuk alkohol (etil dan isopropil), larutan povidon iodine, iodophors, klorheksidin dan triclosan.
.
Proses mengurangi jumlah mikroorganisme pada kulit, mukosa membran atau jaringan tubuh lainnya dengan menggunakan agen antimikroba (antiseptik) utama yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi luka yaitu antibiotik sistemik dan antiseptik topikal/antibiotik. Akumulasi yang cukup lama dalam jaringan lunak merupakan keterbatasan utama antibiotik
sistemik. Lebih jauh lagi, antibiotik juga meningkatkan resistensi bakteri dan
kolonisasi dengan demikian, pemberian antibiotik sistemik menjadi kontroversial
(WHO, 2009).
Beberapa
karakteristik antiseptik yang ideal adalah membunuh mikroorganisme dalam
rentang yang luas, tetap efektif terhadap berbagai macam pengenceran, non
toksik terhadap jaringan tubuh manusia, tidak mudah menimbulkan reaksi
sensivitas baik local maupun sistemik, berreaksi secara cepat, bekarja secara
efisien meski terhadap bahan-bahan organik (misalnya pus, darah atau sabun),
tidak mahal dan awet
Pada dasarnya
antiseptik dengan desinfektan memiliki persamaan jenis bahan kimia yang digunakan
tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena terdapat
batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat
tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras
Jenis
dan Kegunaan Antiseptik
Ada
beberapa zat antiseptik yang digunakan untuk persiapan preoperatif pada tempat
sayatan di kulit. Zat yang digunakan secara umum untuk antisepsis kulit pra
operasi adalah iodophors (misalnya povidone-iodine), alkohol, dan chlorhexidine.
Walaupun kulit tidak dapat disterilkan, memberikan cairan antiseptik dapat
meminimalkan jumlah mikroorganisme di sekitar luka bedah yang dapat mengkontaminasi
dan menyebabkan infeksi
Antiseptik ideal harus memiliki sifat sebagai berikut: (1) Harus memiliki spektrum yang luas dari aktivitas, (2) Harus dapat menghancurkan mikroba dalam jangka praktis waktu, (3) Harus aktif dalam kehadiran materi organik, (4) Harus melakukan kontak yang efektif dan menjadi dibasahi, (5) Harus aktif dalam pH apapun, (6) Harus stabil, (7) Harus memiliki kehidupan rak panjang, (8) Harus cepat, (9) Harus memiliki daya tembus yang tinggi, (10) Harus tidak beracun, non-alergi, non-iritasi atau non-korosif, (11) Sebaiknya tidak memiliki bau buruk, (12) Sebaiknya tidak meninggalkan residu non-volatile atau noda dan (13) Sebaiknya tidak menjadi mahal dan harus tersedia dengan mudah.
Mekanisme
Kerja Antiseptik
Secara umum,
mekanisme kerja antimikroba dapat dibagi menjadi lima cara, yaitu :
1. Merusak dinding sel
Bekteri memiliki suatu lapisan luar yang kaku
yang disebut dinding sel. Dinding sel ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk
dan menahan dinding sel tersusun atas lapisan
peptidogligan yang merupakan polimer kompleks terdiri dari asam N-asetil
dan N-asetilmuramat yang tersusun bergantian, setiap asam N-asetilmumarat
dikaitkan dengan tetrapeptida yang terdiri dari empat asam amino, keberadaan
lapisan peptidogligan ini menyebabkan dinding sel bersifat kaku dan kuat
sehingga mampu menahan tekanan osmotik dalam sel yang kaku.
Keruskan dinding sel dapat terjadi dengan
cara menghambat pembentukannya, yaitu penghambatan pada sintesis dinding
sel (sintesis peptidogligan) yaitu
dengan menghalangi langkah enzimatik
dalam sintesis peptidoglikan. Kerusakan pada dinding sel secara parlahan dapat mengarah pada
kematian sel.
2. Kerusakan Sitoplasma
Sitoplasma adalah fase cair dalam sel yang
mengandung berbagai macam konstituen
berupa organel sel antara lain mitikondria, ribosom dan lain-lain. Zat-zat yang
terlarut dalam sitoplasma antara lain protein, RNA metabolit digunakan oleh
sel (misal glukosa)
elektrolit dan beberapa
sisa dari hasil kegiatan sel (Jeffrey, 2011).
Semua sel hidup dibatasi oleh selaput
sitoplasma, yang bekerja sebagai penghalang dengan permeabilitas selektif. Bila
integritas fungsi dari selaput sitoplasma terganggu, maka makromolekul dan ion akan lolos dari sel dan
terjadilah kerusakan atau kematian sel.
3 Mengubah permeabilitas membran sel
Permeabilitas membran sel sangat penting
dalam mengatur materi-materi yang keluar
masuk sel sehingga sel dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Setiap sel
harus memasukkan materi yang diperlukan dan membuang sisa metabolisme.
Permeabilitas membran dipengaruhi oleh komponen kimia dan keenceran membran .
Membran plasma adalah struktur yang
semipermeabel yang mengendalikan pengangkutan substansi metabolik kedalam
dan keluar sel. Kerusakan membran ini
akan mencegah berlangsungnya sejumlah biosintesis yang didalam membran sel
memungkinkan ion organik yang penting,
koenzim dan asam amino merembes keluar sel dan mengakibatkan sel akan
mati. Antimikroba akan merusak lapisan-lapsan membran. Komponen
penyusun membran sel seperti protein dan lemak sangat rentan terhadap agen-agen
yang menurunkan tegangan permukaan.
4. Menghambat kerja enzim
Enzim dan protein yang terdapat di dalam sel
membantu kelangsungan metabolisme sel. Aktifitas kerja enzim dapat dihambat
oleh zat-zat kimia melalui berbagai cara. Zat kimia dapat mengaktifkan, mempengaruhi pembentukan
bahkan mendenaturasi (merusak) enzim. Dalam proses metabolisme
terdapat zat-zat kimia yang dapat reaksi biokimia misalnya logam-logam berat,
seperti tembaga, perak, air raksa yang akan mengikat gugus enzim sehingga
terhambatnya metabolisme sel yang akan menyebabkan kematian.
5. Menghambat sintesis asam nukleat dan protein
Kelangsungan hidup sel sangat tergantung pada
terpeliharanya molekul-molekul protein dan asam nukleat. Hal
ini berarti bahwa gangguan apapun
yang terjadi pada
pembentukan atau fungsi
zat-zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel.
KEY :antiseptik adalah,antiseptic adalah,antiseptikum adalah, antiseptik lengkap, pdf antiseptik, antiseptic pdf, doc antiseptik, jenis antiseptik, jenis antiseptik adalah, manfaat antiseptik, manfaat antiseptik adalah, kerja antiseptik, kerja antiseptik adalah, mekanisme antiseptik, mekanisme antiseptik adalah, mekanisme kerja antiseptik, mekanisme kerja antiseptik adalah, sifat antiseptik, sifat antiseptik adalah, syarat antiseptik, syarat antiseptik adalah, sarat asntiseptik, sarat antiseptik adalah, PENGERTIAN, JENIS, MANFAAT, DAN CARA KERJA ANTISEPTIK
Terima kasih siswafarmasibicara.blogspot.co.id
ReplyDeleteArtikel anda cukup membantu.
Artikel yang sangat bermanfaat
ReplyDeleteartikel anda sangat membatu, terimakasih yaa
ReplyDelete