- Back to Home »
- farmasi »
- INTERAKSI OBAT DENGAN RESEPTOR
Posted by : andry natanel
INTERAKSI OBAT
DENGAN RESEPTOR
Reseptor merupakan suatu molekul yang jelas dan spesifik terdapat dalam organisme, tempat molekul obat (agonis) berinteraksi membentuk suatu kompeks yang reversibel sehingga pada akhirnya sehingga menimbulkan respon. Suatu senyawa yang dapat mengaktivasi sehingga menimbulkan respon disebut agonis. Selain itu senyawa yang dapat membentuk konleks dengan reseptor tapi tidak dapat menimbulkan respons dinamakan antagonis. Sedangkan senyawa yang mempunyai aktivitas diantara dua kelompok tersebut dinamakan antagonis parsial. Pada suatu kejadian dimana tidak semua reseptor diduduki atau berinteraksi dengan agonis untuk menghasilkan respons maksimum, sehingga seolah-olah terdapat kelebihan reseptor, kejadian ini dinamakan reseptor cadangan.
a. konsep reseptor
Beberapa obat mengahasilkan suatau efek
setelah berikatan atau berinteraksi dengan komponen organisme yang spesifik. Komponen
organisme tersebut biasanya berupa suatu protein. Bebrapa obat beraksi secara
subsrat yang salah atau sebagai inhibitor untuk sistem transport enzim. Kebanyakan
obat mengasilkan efek dengan aksi pada molekul yang spesifik dalam organisme,
biasanya pada membran sel molekul tersebut berupa suatu protein yang dinamakan
reseptor, dan secara normal merespons senyawa kimia endogen dalam tubuh. Senyawa
endogen tersebut adalah substasi transmitter sinapsis (neurotrasmitter) atau
hormon. Sebagai concon asetilkolin merupakan substasi yang dilepaskan yang
dilepaskan dari ujung syaraf otonom dan dapat mengaktivasi reseptor pada otot
polos skelental, mengawali serangkaian kejadian yang menghasilkan kontrasi otot
polos.
Pada tahun 1970 farmakologi telah memasuki tahap baru
yaitu penelitian mengenai reseptor yang meliputi teori reseptor, mekanisme
reseptor melibatkan eksperimental labeling reseptor. Pendekatan pertama kali
adalah pendekatan dengan penelitian reseptor asetilkolin nikotinik. Racun ular
cobra mengendung pilipeptida yang berikatan sangat spesifik terhadap
asetillkolin. Senyawa yang dikenal sebagai α-toksin dapat dilabel dan digunakan
untuk esay pada jaringan atau ekstrak jaringan. Senyawa yang termasuk golongan
tersebut adalah α-bungarotoksin, merupakan komponen utama dari racun bunga bungarus multicinctus. Treatmen otot
atau jaringan dengan suatu detergen non-ionik memberikan suatu hasil suatu
protein reseptor terikat membran yang mudah larut. Denagn preparasi berikutnya
dengan mengunakan kromatokfafi afinitas dapat mengisolasi reseptor asetilkolin
nikotinik.
Hal diatas merupakan
suatu salah satu penelitian yang berkaitan dengan spesifitas reseptor. Dari berbagai
penelitian mengenail reseptor, terdapat tiga sifat kerja reseptor terhadap agonis
yaitu pertama adalah mempunyai potensi tinggi (sensifitas tinggi). Pada umumnya, reseptor bekerja pada reseptor
spesifik dangan konsentrasi yang sangat kecil misalnya histamin berinteraksi
dangan reseptor histamin H-1 dan dapat menstimulasi kontraksi otot polos trakea
marmut pada konsentrasi 10-6 M. Sifat yang kedua adalah spesifitas kimiawi. Stereoisomer suatu
obat dapat mempengaruhi aktivitas biologi dari obat yang bersangkutan. Kloramfenikol
mempunyai 4 isomer hanya mempunya aktivitas biologi pada struktur D(-) treo. Bahkan
beberapa obat seperti sotalol, warafarin dan siklofolsamid yang mempunyai
stereoisomer tidak hanya terapat pada efek farmakologi tetapi juga berbeda pada
jalur metabolismenya. Sifat ketiga adalah spesifitas
biologi. Efek suatu obat dapat
berbeda pada beberapa jaringan, misalnya
efinefrin menunjukan efek yang kuat pada efek jantung, tetapi leme pada efek
lurik. .
Senyawa kimia (misalnya asetilkolin) atau obat yang
mengaktivasi reseptor dan menghasilkan efek yang dinamakan agonis. Beberapa obat
dinamakan antagonis, dapat berikatan denga reseptor, tetapi tidak menghasilkan
suatu efek. Antagonis menurunkan kemungkinan substansi trassmitter (atau agonis
yang lain) untuk berinterak dengan reseptor sehingga lebih lanjut dapat
menurunkan atau mengeblok aksi agonis
tersebut. Aktivasi reseptor oleh suatu
agonis atau hoemon desertai dengan respons biokimia atau fisiologi oleh
mekanisme trasduksi yang sering
melibatkan molekul-molekul, yang dinamakan pembawa
pesan kedua (“ secon messengers).
Interksi
antara obat denga sisi ikatan pada reseptornya tergantung dari
kesesuaian/keterpaduan dari dua molekul tersebut. Molekul yang paling sesuai
denga reseptor dan mempunyai jumlah ikatan yang banyak ( biasanya non-kovalen),
yang terkuat akan mengalahkan senyawa yang lain
dalam berinteraksi dengan sisi aktif reseptornya. Oleh karenanya,
senyawa tersebut mempunya afinitas terbesar terhadap reseptornya. Secara definitif, afinitas adalah kemampuan suatu senyawa atau obat dalam
berinteraksi dengan reseptor. Kemempuan obat untuk berinteraksi dengan suatu
tipe tertentu dari reseptor dinamakan spesifitas. Tidak ada spesifik yang sesungguhnya, tetapi
beberapa mempunyai aksi selektif yang relatif pada satu tipe dari reseptor.
Telah
disam paikan pada bab sebelumnya bahwa reseptor merupakan suatu komponen
spesifik sel yang berinteraksi dengan
suatu agonis sehingga menimbulkan peristiwa-peristiwa biokimia yang pada akhirnya
mengealkan respon fisiologi. Reseptor merupakan suatu makromolekul yang berupa
lilpoprotein,glikoprotein, lipit protein atau asam niklead. Sebagian besar dari
resptor terdapat pada membran sel misalnya reseptor asetilkolin, reseptor
insulin, dan sebagian kecil terdapat dalam sel atau inti sel misalnya reseptor hormon steroid.
B. fungsi reseptor
Fungsi
reseptor adalah : 1). Merangsang perubahan permeabilitas membran sel, 2). Pembentukan
pembawa kedua ( secon messenger) misalnya cAMP, diasilgliserol, inositol
trifosfat, dan 3). Mempengaruhi transkripsi gen atau DNA. Dari fungsi tersebut,
reseptor terlibat dalam komunikasi antar sel. Reseptor menerima rangsang dengan
berikatan dengan pembawa pesan pertama (first messenger) yaitu agonis yang
kemudian menyampaikan informasi yang diterima kedalam sel dengan langsung
menimbulkan efek seluler melalui perubahan petmeabilitas membran, pembentukan
pembawa pesan kedua atau mempengaruhi
transkripsi gen.
makasi infonya :D
ReplyDeletesma2
Deletetnks ..
ReplyDeletemakasih kembali...
Delete