- Back to Home »
- kimia dasar
Posted by : andry natanel
Tugas : kimia
dasar
Andry Natanel
IKATAN
KIMIA
Materi terdiri atas atom. Oleh karena
kimia mempelajari materi, teori atom merupakan fondasi logis kimia. Namun,
kimia tidak berbasiskan atom saja. Kimia pertama akan muncul ketika atom
bergabung membentuk molekul. Proses yang menjelaskan bagaimana karakter
hubungan atom dengan atom, yakni pembentukan ikatan kimia sangat berperan dalam
perkembangan kimia. Untuk memahami ikatan kimia dengan sebenarnya diperlukan
dukungan mekanika kuantum. Kini mekanika kuantum merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kimia. Jadi mekanika kuantum sangat diperlukan bagi yang ingin
mempelajari betapa pentingnya ikatan kimia.
Konfigurasi Elektron
Yang Stabil
Hampir semua atom membentuk ikatan
dengan atom-atom lain. Tetapi ada enam unsur lain yang tidak bersifat demikian,
yaitu unsur-unsur gas mulia yang terdiri dari: helium (2He), neon (10Ne), argon
(18Ar), krypton (36Kr), xenon (54Xe), dan radon (86Rn). Unsurunsur gas mulia
hampir tidak membentuk ikatan dengan atom lain dan karena tidak reaktifnya maka
sering disebut gas inert. Gas mulia yang paling dikenal adalah helium, neon,
dan argon dengan struktur elektron (disebut rumus titik elektron Lewis) sebagai
berikut.
Gambar 1. Struktur Elektron Helium,
Neon, dan Argon
Kecuali helium yang memiliki 2 elektron
(duplet), semua gas mulia memiliki 8 elektron (oktet) pada kulit terluarnya.
Susunan yang demikian menurut Kossel dan Lewis sangat stabil, sehingga atomatom
gas mulia tidak menerima elektron ataupun melepaskan elektron terluarnya. Hal
inilah yang menyebabkan mengapa gas mulia sangat stabil.
Tabel 1. Konfigurasi
Elektron Gas Mulia
Lambang Unsur
|
Jumlah Elektron Pada Kulit
|
Elektron Valensi
|
K
L M N O
|
||
He 2
|
2
|
2
|
Ne10
|
2 8
|
8
|
Ar18
|
2
8 8
|
8
|
Kr36
|
2
8 18 8
|
8
|
Xe54
|
2
8 18 18 8
|
8
|
Atom-atom lain agar
stabil berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia. Kecenderungan
ini bisa terjadi dengan membentuk ikatan kimia antar atom yang satu dengan atom
lainnya. Cara untuk mencapai hal itu adalah:
a. Melepaskan elektron
terluarnya sehingga terjadi ion positif (kation).
Misalnya,
atom Na yang tidak stabil melepaskan satu elektron valensinya menjadi ion Na+
dengan konfigurasi elektron seperti neon.
Atom
11Na (2. 8. 1) Ion
11Na+ 2. 8
Gambar
2. Perubahan Struktur Elektron Atom Na menjadi Ion Na+
b.
Menerima tambahan elektron dari atom lain
sehingga terjadi ion negatif (anion).
Misalnya, atom Cl yang
tidak stabil menerima tambahan satu elektron, sehingga menjadi ion Cl- dengan
konfigurasi elektron seperti argon.
Atom 17Cl (2. 8. 7) Ion 17Cl- 2. 8. 8
Gambar
3. Perubahan Struktur Elektron Atom Cl menjadi Ion Cl-
Serah terima elektron
yang terjadi dari penggabungan kedua cara di atas disebut ikatan ion.
c. Menggunakan pasangan
elektron secara bersama-sama oleh atomatom yang berikatan.
Atom 17Cl (2. 8. 7)
yang tidak stabil bisa menjadi stabil dengan cara menggunakan bersama satu
pasang elekltron dengan atom klor yang lain sehingga terbentuk molekul fluor,
F2. Dengan demikian masing-masing atom akan memiliki konfigurasi elektron yang
stabil seperti gas mulia argon (2. 8. 8). Pembentukan molekul dengan cara
ketiga ini disebut ikatan kovalen.
Atom 17Cl Atom 17Cl Molekul Cl2,setiap Cl
konfigurasi elektronnya
2.
8. 8
Gambar 4. Perubahan
Struktur Elektron Atom Cl menjadi Molekul Cl2
2.3.1
IKATAN ION
Garam dapur yang
disebut natrium klorida, NaCl merupakan contoh yang mudah untuk memahami
terjadinya ikatan ion. Disini terjadi serah terima elektron, yaitu atom natrium
melepaskan sebuah elektron valensinya sehingga terjadi ion natrium, Na+ dan
elektron ini diterima oleh atom klor sehingga terjadi ion klorida, Cl- .
Na (2. 8. 1) Na+ (2. 8) + e
Cl (2. 8. 7) + e Cl- (2. 8. 8)
Selanjutnya ion klorida
dan ion natrium saling tarik menarik dengan gaya elektrostatis sehingga terjadi
ikatan ion. Terbentuklah natrium klorida, NaCl.
Atom Na Transfer
elektron Ion Na+
Atom
Cl Ion
Cl-
Gambar
5. Serah Terima Elektron Pada Pembentukan Natrium Klorida, NaCl
Secara sederhana
kristal NaCl digambarkan seperti berikut.
Gambar
6. Susunan Ion dalam Kristal Natrium Klorida, NaCl
Mari kita perhatikan
magnesium klorida, MgCl2. Setiap atom logam magnesium melepaskan dua elektron
pada kulit terluarnya membentuk ion Mg2+. Dua elektron ini diserahkan kepada
dua atom non-logam klor sehingga terbentuk dua ion klorida, Cl- .
Mg (2. 8. 2) Mg2+
(2. 8) + 2e
[ Cl (2. 8. 7) + e Cl- (2. 8. 8) ] 2x
Ion-ion magnesium dan
klorida melakukan tarik-menarik dengan gaya elektrostatis sehingga terbentuk MgCl2.
Lihat gambar 7 berikut.
Gambar 7. Ikatan Ion
yang terbentuk pada Magnesium Klorida, MgCl2
Senyawa-senyawa seperti
NaCl dan MgCl2 yang berupa padatan terbentuk melalui ikatan ion disebut senyawa
ionik. Ikatan ion terjadi antara atom-atom logam dengan non-logam. Dalam ikatan
ion jumlah elektron yang dilepas logam sama dengan jumlah elektron yang
diterima oleh non-logam.
Muatan
Satu ion Na+ : 1 x (1+)
= 1+
Satu
ion Cl- : 1 x (1- ) = 1-
seimbang
Jadi rumus natrium
klorida adalah Na1Cl1, tetapi sering ditulis
sebagai NaCl
Muatan
Satu ion Mg2+: 1 x (2+)
= 2+
seimbang
Dua ion Cl- : 1 x (1- )
= 2-
Rumus magnesium klorida
adalah Mg1Cl2, tetapi sering ditulis
sebagai MgCl2
Aluminium oksida yang
mengandung ion Al3+ dan ion O2- , muatannya menjadi seimbang jika dua ion Al3+
berikatan dengan tiga ion O2- .
Muatan
Satu ion Mg2+: 1 x (2+)
= 2+
seimbang
Dua
ion Cl- : 1 x (1- ) = 2-
Rumus aluminium oksida
adalah Al2O3.
Dengan
cara yang sama berlaku pula untuk ion yang lebih kompleks, misalnya kalsium
nitrat yang dibentuk dari ion Ca2+ dan ion NO3 - . Muatan kedua ion ini akan
seimbang jika satu ion Ca2+ berikat-an dengan dua ion NO3 - . Jadi rumus
kalsium nitrat adalah Ca(NO3)2.
2.3.2
IKATAN KOVALEN
Zat-zat
lain di sekitar kita berupa molekul-molekul gas, cair, dan ada beberapa zat
berupa padatan tersusun atas atom-atom yang menggunakan ikatan kovalen.
Atom-atom yang sama atau hampir sama keelektronegatifannya cenderung membentuk
ikatan kovalen dengan menggunakan pasangan elektron bersama. Hampir semua
senyawa kovalen terbentuk dari atom-atom non-logam. Dua atom nonlogam saling
menyumbangkan elektron sehingga tersedia satu atau lebih pasangan elektron yang
dijadikan milik bersama. Senyawa yang berikatan kovalen juga disebut senyawa
kovalen.
Atom
hidrogen memiliki sebuah elektron pada kulit pertamanya, agar konfigurasi
elektronnya penuh seperti gas mulia helium maka hidrogen memerlukan satu
elektron lagi (gambar 8). Gas hidrogen yang merupakan molekul H2 terdiri dari
dua atom hidrogen yang saling menyumbangkan elektronnya sehingga masing-masing
atom hidrogen memiliki konfigurasi elektron yang stabil. Jika kita perhatikan
gambar 8, elektron pada atom pertama diberi tanda titik kecil dan atom
lainnyadengan titik besar. Pasangan elektron yang membentuk ikatan kovalen
ditandai oleh garis penghubung (- ).
Gambar 8. Konfigurasi
Elektron Hidrogen dan Helium
Gambar
9. Ikatan Kovalen antara Dua Atom Hidrogen
Air mengandung molekul
H2O. Atom oksigen yang mempunyai 6 elektron valensi membutuhkan 2 elektron lagi
agar seperti gas mulia. Kedua elektron itu diperoleh dari dua atom hidrogen.
Jadi atom oksigen dapat membentuk dua ikatan kovalen dalam molekul H2O.
Gambar
10. Dua ikatan kovalen dalam molekul air.
Pembentukan molekul
metana, CH4 dapat kita ikuti pada gambar 11. Atom karbon dengan konfigurasi
elektron 2. 4 memerlukan 4 elektron tambahan agar seperti gas mulia neon,
sehingga karbon membentuk 4 ikatan kovalen.
Gambar
11. Metana yang memiliki Empat Ikatan Kovalen
Beberapa
atom dapat membentuk ikatan rangkap. Pada ikatan kovalen tunggal mengandung dua
elektron, ikatan kovalen rangkap dua mengandung empat elektron, sedang dalam
ikatan rangkap tiga terdapat enam elektron. Pada molekul karbon dioksida, CO2
terdapat dua buah ikatan rangkap dua. Ketiga atomnya sekarang masingmasing
memiliki 8 elektron terluar. Sedang pada molekul nitrogen, N2 setiap atomnya
menyumbangkan 3 elektron untuk digunakan bersamasama sehingga setiap atom N
memiliki elektron valensi 8.
Molekul
CO2 Molekul
N2
Gambar
12. Ikatan rangkap dua pada CO2 dan rangkap tiga pada N2
2.2.3 IKATAN LOGAM DAN SIFAT-SIFATNYA
Drude
dan Lorentz mengemukakan model, bahwa logam sebagai suatu kristal terdiri dari
ion-ion positif logam dalam bentuk bola-bola keras dan sejumlah elektron yang
bergerak bebas dalam ruang antara. Elektron-elektron valensi logam tidak
terikat erat (karena energi ionisasinya rendah), sehingga relatif bebas bergerak.
Hal ini dapat dimengerti mengapa logam bersifat sebagai penghantar panas dan
listrik yang baik, dan juga mengkilat. Gambar 19 berikut mengilustrasikan suatu
model logam dengan elektron-elektron membentuk suatu “lautan” muatan negatif.
Model
lautan elektron ini sesuai dengan sifat-sifat logam, seperti: dapat ditempa
menjadi lempengan tipis, ulet karena dapat direntang menjadi kawat, memiliki
titik leleh dan kerapatan yang tinggi. Logam dapat dimampatkan dan direntangkan
tanpa patah, karena atom-atom dalam struktur kristal harus berkedudukan
sedemikian rupa sehingga atom-atom yang bergeser akan tetap pada kedudukan yang
sama. Hal ini disebabkan mobilitas lautan elektron di antara ion-ion positif
meru-pakan penyangga (Gambar 19).
Keadaan
yang demikian ini berbeda dengan kristal ionik. Dalam kristal ionik, misalnya
NaCl, gaya pengikatnya adalah gaya tarik menarik antar ion-ion yang muatannya
berlawanan dengan elektron valensi yang menempati kedudukan tertentu di sekitar
inti atom. Bila kristal ionik ini ditekan, maka akan terjadi keretakan atau
pecah. Hal ini disebabkan adanya pergeseran ion positif dan negatif sedemikian
rupa sehingga ion positif berdekatan dengan ion positif dan ion negatif dengan
ion negatif, keadaan yang demikian ini mengakibatkan terjadi tolak-menolak
sehingga kristal ionik. menjadi retak (gambar 20 b. )
Perbandingan
Sifat-Sifat Fisis Logam Dengan Non Logam Ditabulasikan Berikut.
Tabel 5. Perbandingan
sifat-sifat fisis logam dengan non logam
KESIMPULAN
1. ikatan kimia merupakan
ikatan dalam interaksi gaya tarik
menarik antara dua atom atau molekul yang
menyebabkan suatu senyawa menjadi stabil
2. Susunan elektron stabil mengikuti
kaidah oktet dan duplet
3. ikatan Ion adalah ikatan yang terbentuk
akibat gaya tarik – menarik antara ion positif (kation)
dengan ion negatif (anion)
4. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan
elektron oleh dua arom yang berikatan
5. Ikatan koordinasi adalah ikatan kovalen dimana elektron-elektron dalam
pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom yang
berikatan
6. Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan
bersama elektron- elektron valensi antara atom-atom logam.