- Back to Home »
- UMUM »
- KEYAKINAN
Posted by : andry natanel
KEYAKINAN
Sebelum
sampai pada pengertian keyakinan, alangkah bijaksana apabila dalam pembicaraan
ini kita terlebih dahulu membenahi istilah-istiah yang sering digunakan
dalam pengertian keyakinan. Istilah-istilah yang dimaksud adalah keyakinan,
keimanan dan kepercayaan. Kata iman
berasal dari kata aamana (bahasa
arab) yang berarti mempercayai, ketenangan,
keamanan, aau ketentraman. Maka iman berarti kepercayaan. Percaya berasal dari
kata pracaya (bahasa sansekerta) yang
berarti menerima, sedangkan keyakinan berarti kata yaqin (bahasa arab) yang berarti percaya sungguh-sunguh. Dari
penjelasan pengertian diatas, dapatlah dikatakan bahwa kepercayaan berbeda-
beda dengan keyakinan. Istilah keyakinan
dan keimanan berada di “atas”
istilah-istilah keparcayaan, dan keyakinan ekuivalen dengan iman.
Kepercayaan hanya menerima dengan budi (ratio), sedangkan keyakinan menerima
dengan akal . kata akal berasal dari aqal
( bahasa arab), artinya keseimbangan antara pemikiran budi dan rasa hati
atau pemikiran obyektif dan subyektif. Arti akal mula-mula mengikat (menahan)
dan membedakan sehingga akal merupakan tenaga yang menahan diri dari perbuatan
buruk dan jahat, dan membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Akal bermakna
sebagai alat untuk berfikir, menimbang baik buruknya atau merasakan, segala
perubahan keadaan, sehingga dapat mengambil manfaat dari bedanya. Begitulah
pengertian keyakinan sehingga keyakinan lengket dengan manusia serta
kehidupannya.
Manusia dan keyakinan
Manusia
dalam hidupnya mempunyai keyakinan atas suatu hal. Mengapa demikian, sebab
manusia dalam hidupnya sulalu mempunyai pengharapan dan cita-cita sehingga ia
selalu berusaha untuk mewujudkan keyakinan dan pengharapan dalam karya yang
kongkret. Keyakinan begitu pentingnya bagi manusia, dapat dikatakan sebagai
salah satu syarat dalam kehidupannya. Keyakinan adalah salah satu yang
seharusnya dibela oleh orang yang memilikinya, tidak peduli apapun yang akan
terjadi atau menimpa dirinya.
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak lepa dari unsur keyakinan. Yang kita kenal
sebagai ibu kandung kita sesungguhnya diterima atas dasar keyakinan
karena, selain teramat sulit unutuk
membuktikannya, juga kita tidak merasa perlu untuk membuktikannya. Demikian pula
pada saat kita makan, dan kita yakin tidak akan membahayakan. Dasar apa yang
menyababkan demikia, tentu karena ilmu pengetahuan dan pengalaman. Jadi,
keyakinan itu timbul dari berbagai segi. Manusia dalam mewujudkan keyakinan dan harapan mengikuti aturan-aturan
tertentu atau norma, baik yang berhubungan dengan manusia, alam ataupun yang
bersifat gaib.
Dalam
dunia filsafat keyakinan tidak lepas dari akal manusia sebagai titik berangkat
atau pangkal pikiran. Rasionalisme yang diletakan oleh para penyangsi
(landasannya kesangsian) tiada lain adalah keyakinan. Begitu juga idealism
(yang mengagap unsure yang ada adalah idea) dan materialism (yang menganggap
unsure yang ada adalah materi), keduanya merupakan keyakinan. Demikian pula
atheism yang kita kenal sebagai ketidakpercayaan akan adanya Tuhan, pada
hakikatnya adalah keyakinan, yaitu yakin akan tidak adanya Tuhan.
Keyakinan
akan suatu ilmu pengetahuan bisanay melalui suatu proses penerimaan
pengetahuan, yaitu dengan pengesahan (validasi), keandalan (reliability), dan
pemetaan pengetahuan (cognitive maping). ketiganya hanya metiden pengujian
saja, yang dianggap memadai untuk tumbunya keyakinan. Hal ini bergantung peda
trasidi pengatahuan, katakanlah mungkin dengan penelitan empiris. Pada masyarakat yang pengetahuannya masih terbelakang, keyakinan juga dapat timbul dari
keyakinan atau pawang yang diangggap memiliki kekuatan gaip menurut anggota
mesyarakat. Pokoknya initesitas orang-orang atas keyakinan, berbeda-beda dan
mempunyai cara-cara khusus tersendiri. Keyakinan tetap merupakan alat analisis
yang amat penting meskipun terdapat
aneka ragam keyakinan.
Manusia
memeeluka suatu bentuk keyakinan dalam hidupnya karena keyakinan akan melahirkan
tata nilai guna menotang hidup budayanya. Dengan keyakinan yang sempurna, hidup
manusia tidak akan ragu. Keyakinan yang dianut harus sekaligus merupakan kebenaran
sehingga cara berkeyakinan itu harus benar pula. Menganut suatu keyakinan yang
salah atau dengan cara yang salah dapat membahayakan. Apabila keyakinan itu
berbeda satu dengan yang lain sehingga sudah barang tentu salah satu
diantaranya adalah keyakinan yang benar. Keyakinan yang benar haruslah
bersumber dari nilai yang benar.
sumber ; munandar sulaiman, 1993. ILMU BUDAYA DASAR, ERESCO.hal 90.